[FANFICTION] Please Don’t Go In My Room [제발 내 방에 이동하지 마십시오] // SHINee Fanfiction // Oneshoot
Cast : Lee Taemin
Jeong JaeGyong
Genre : Romance, sad
Ratting : 15+
HAPPY
READING
#AuthorPOV
Songsaenim datang membangukan seorang yeoja dari
lamunannya.
“hari ini kita mendapatkan teman baru pindahan dari
salah satu Universitas di Mokpo. Perkenalkan dirimu”
“Ne. Annyeonghaseo Jeoneun Lee Taemin-imnida.
Bangapseumnida”ucap namja sopan itu yang ternyata bernama lee Taemin
“baiklah lee taemin. Duduklah.”
Taemin duduk di sebelah yeoja yang melamun tadi.
“annyeong, taemin-imnida*mengulurkan tangannya*”
“jaeGyong-imnida”yeoja itu terlihat memasang
senyuman yang dipaksakan dan membalas uluran tangan taemin.
Pelajaran
berlangsung begitu cepat. Taemin terus saja memperhatikan jaeGyong yang memang
membuatnya penasaran sedari tadi.
***
#taeminPOV
Ntah
kenapa aku sangat penasaran dengan yeoja yang duduk disebelahku ini. Aku merasa
kalau yeoja ini mempunyai rahasia yang sangat besar yang ia sembunyikan. Bahkan
dia terlihat sangat tertutup. Aku mengikutinya sampai di perpustakaan. Dia
terlihat memasukkan headset ketelinganya dan menaruh kepalanya dimeja dan mulai
memejamkan matanya.
Mungkin
aku rasa dia sudah mulai tertidur. Aku duduk disampingnya dan menaruh kepalaku
ke meja yang membuat wajahku berhadapan dengannya. Bahkan aku dapat memandang
lebih lama. Kenapa setenang ini? Bagaimana dia bisa tidur ditempat seperti ini
dengan tenang seperti ini? Bahkan wajahnya terlihat sangat tenang? Dia seperti
telah melepaskan semua masalahnya. Aku mengarahkan tanganku kewajahnya.
Tapi
aku menarik tanganku lagi. Aku takut aku membangunkan tidurnya. Aku rasa dia
benar-benar terlelap. Perlahan aku mengarahkan tanganku untuk mengambil headset
yang ada di telinganya. Yang membuat ku sedari tadi penasaran dengan apa yang
ia dengarkan. Aku mengarahkan ketelingaku. Kenapa? Apa yang sebenarnya ia
dengarkan. Kenapa begini? Mataku terbelalak seketika.
“Wae?”suara itu sangat membuatku kaget.
#jaeGyongPOV
Aku
membuka mataku yang sedari aku tahan untuk mengetahui apa yang sebenarnya ia
inginkan.
“Wae?”aku membuka mata ketika ia mengambil haedsetku
dan meletakkan ketelinganya. Aku mengangkat kepalaku dan tersenyum sinis.
“ada yang aneh?”ulangku.
“ah. Aniya. Mianhae, aku mengganggumu. Tapi apa yang
kau dengarkan?”
“seperti yang kau tau. Bahkan kau juga sudah
memakainya”senyum sinisku muncul lagi. “aku tidak mendengar apapun?”
“igo”aku menunjukan ujung headsetku itu yang sama
sekali tidak tersambung dengan apapun. “terus kenapa kau bisa setenang itu.
Sedangkan kau tidak mendengarkan apapun”
“apakah tidak boleh? Bahkan aku tidak tau lagu apa
yang harus aku dengarkan. Sedih atau yang bersemangat?”
“itukan gampang. Kau bisa menyesuaikan dengan
keadaanmu sekarang, atau perasaanmu”
“karena itu keadaanku saat ini saja aku tidak tau.
Sudahlah tidak perlu dibahas.”aku berdiri namun namja itu menahan tanganku.
“kau ingin kemana?”
“aku akan pulang. Wae? Kau ingin mengikutiku lagi?”
“kalau memang
boleh. Gwencanha”
“hah. Kau gila. Pulanglah kau”aku pergi begitu saja.
***
Tidak
aku sangka dia memang mengikutiku. Aku membiarkanya terus yang jalan beriringan
denganku. Langkahku terhenti ketika aku menyadari ada orang lain yang mengikuti
kami.
Taeminpun
ikut menghentikannya langkahnya. Telingaku dengan cekat terus mendengar langkah
orang-orang itu. Dengan sergap aku menarik tangan taemin dan mengajaknya
berlari. Terlihat taemin sangat kaget dengan itu. Dan terus berusaha mengikuti
langkahku.
`Selamat’
itulah yang hanya ada dibenakku. Selamat dari orang-orang itu. Ntah apa
yang terjadi padaku ketika mereka berhasil menangkapku. Kami berhasi
bersembunyi.
Kami
terus menahan derus nafas kami agar tidak mengeluarkan suara yang keras.
Terlihat orang- orang itu telah menjauh.
“nugu?”aku hanya diam saja dan beranjak pergi.
Taemin menahan tanganku
“apartemen ku dekat dari sini. Kalau kau mau, lebih
baik kau ikut denganku.”aku berfikir keras.
Aku yakin mereka akan ada dirumahku.
Lebih baik aku ikut taemin saja.
“baiklah”taemin menarik tanganku, membuat aku mengikutinya.
***
“ini apartemenmu?”
“Ne. Wae?”
“Apa aku tidak mengganggu?”
“tentu saja tidak. Aku tinggal sendiri disini. Aku
tinggal sebentar ne?”taemin berlalu. Aku memperhatikan tiap sudut dari ruangan
ini.
Terlihat
sebuah foto di atas meja kecil berlaci berdampingan dengan telepon. Aku
menghampirinya dan mengangkat bingkai foto itu, dan memandangi foto itu.
“na eomma”suara taemin mengagetkanku.
“wae?”sambungnya.
“aniyo. Yeppeo”ucapku menaruh bingkai itu lagi.
“kemarilah. Aku sudah siap kan minuman”
“ah ne. Cakkaman”aku mengeluarkan sebuah pita kecil
berwarna biru dari tasku dan menempelkannya disisi kanan atas bingkai tadi.
“apa itu?”taemin seraya menatap bingkai itu.
“aniyo. Hanya pita kecil”aku terus menghampiri
taemin dan tersenyum.
Yah,
ini pertama kalinya aku tersenyum tulus padanya.
***
#authorPOV
Bulan
demi bulan berlalu. Taemin dan jaeGyong semakin dekat. Bahkan sekarang mereka
tinggal satu apartemen. Tepatnya diapartemen taemin. Sebenarnya itu dilakukan
jaeGyong untuk menjauhi orang-orang itu. Selain juga dia senang berada didekat
taemin.
Terlihat
mereka duduk berhadapan dimeja makan. Mereka menikmati makan malam mereka.
Tiba-tiba ponsel jaeGyong berdering. Dia menjauh dari dari taemin dan
mengangkatnya.
“nugu?”
“na appa”
“ah. Bagaimana kabarnya?”
“baik”
“ya sudah. Teruskan makanmu.” Mereka meneruskan
makan malam mereka.
***
#jaeGyongPOV
Hari
ini adalah hari ulang tahunku. Aku dan taemin berencana mengadakannya
diapartemen hanya berdua saja. Telihat
sekali taemin sangat antusias merayakannya. Itu membuat senyumku tidak dapat
lepas dari bibirku.
Aku
senang melihatnya seperti itu. Bahkan dia juga selalu tersenyum dalam melakukan
apapun untukku. Aku harap aku dapat terus melihatnya seperti ini. Aku ingin
sekali tetap berada di sampingnya. Aku sama sekali tidak dapat menahan
perasaanku.
Air
mataku. Air mataku terjatuh. Dengan sergap aku menghapus air mataku.
“waeyo? Uljima”taemin menghampiriku dan menghapus
air mataku dengan lembut dengan jemarinya. Membuatku memejamkan kan mataku dan
merasakan kelembutannya. Tanganku meraih tangannya.
“gwencanha. Aku menangis karena aku bahagia. Aku
sangat bahagia. Gomawo”taemin menatapku dalam. Bahkan tatapan kita itu terkesan
sangat dekat.
Aku
membalas tatapan taemin itu. Taemin memelukku seketika.
“aku juga sangat bahagia”taemin menjatuhkan air matanya.
“uljima”aku melepaskan pelukan taemin dan menghapus
air matanya.
“kau tidak memperbolehkanku menangis. Kau sendiri
menangis. Itu bisa membuatku ikut menangis”
“karena aku sangat bahagia”taemin kembali memelukku
bahkan ini sangat erat.
Aku
membalas pelukan taemin. Sekarang aku benar-benar takut akan kehilangannya.
Aroma
tubuhnya. Aku takut, aku tidak dapat menghirup aroma ini lagi. Taemin
melepaskan pelukannya. Tapi aku menariknya lagi untuk tetap memelukku.
Aku
takut esok aku tidak dapat memeluknya seperti ini lagi.
“bisakah seperti ini saja. Jebbal, anggap saja ini
hadiahmu untukku”ucapku yang masih terus memeluk taemin dengan air mataku yang
terus keluar.
“bagaimana ini? Padahal aku sudah menyiapkan hadiah
sangat istimewa. Kau malah ingin hadiah pelukan seperti ini”taemin membalas
pelukanku dengan nada yang sedikit bercanda.
“itu tidak penting. Aku hanya ingin ini”ucapku tidak
memperdulikan apa yang ia katakan.
“baiklah”taemin mempererat pelukannya.
#taeminPOV
Aku
mempererat pelukanku. Kenapa dia? Apa dia mempunyai masalah? Dia seperti sedang
ketakutan. Apa dia takut aku akan meninggalnya atau sebaliknya? Dia ingin pergi
dariku?
“jebbal, jangan pergi dariku”jaeGyong menaikkan wajahnya
menghadapku. Mungkin dia sedang bertanya-tanya.
“tidak perlu dipikirkan”aku mempererat pelukankan
yang membuatnya menurunkan wajahnya lagi.
“yang terpenting jangan tinggalkan aku. Jangan pergi
dariku. Teruslah berada disini bersamaku”.
***
#authorPOV
jaeGyong
menghampiri taemin yang sudah dimeja makan. Dia terlebih dahulu berhenti di
meja kecil berlaci yang merupakan tempat foto eomma taemin dan taemin. Dia
membuka laci dibawah meja kecil itu dan melihat tidak ada satupun isi didalam
laci itu. Dia mengeluarkan sebuah amplop dari tasnya dan menaruhnya didalam
laci itu.
“wae?”teriak taemin membawa minuman kemeja makan.
“ah aniyo. Hanya saja pita ini sangat lengket. Tidak
pernah terlepas”jaeGyong menghampiri taemin.
“aku memberi
lem permanen disitu”
“kau ini”
“biarkan saja. Supaya tidak terlepas. Itukan sangat
berharga buatku”taemin memasang senyum manisnya. jaeGyongpun membalas senyuman
taemin.
***
#taeminPOV
Aneh
sekali aku sudah mencari jaeGyong keseluruh kampus tapi tidak menemukannya
juga. Kami terpaksa berpisah untuk masuk kedalam ruang kelas masing-masing.
Yah,
aku pindah jurusan. Karena itu kami harus berpisah dikampus. Tapi ini tidak biasanya.
Dia bahkan tidak ada di perpustakaan yang menjadi tempat favoritnya.
Aku
juga mencari kekantin yang aku rasa
tidak mungkin dia berada disitu. Yah, benarkan? Dia memang tidak ada.
Aku berlari keluar dan terus mencarinya.
***
#authorPOV
Seorang
yeoja muda terlihat berlari kencang menghindari namja-namja yang berada
dibelakangnya yang terus mengejarnya.
Tiba-tiba
ada yang menarik yeoja itu dan membungkam mulut yeoja itu.
“taemin-ahh”
“suuth. Diamlah” terlihat taemin terus menahan suara
kelelahannya.
“mianhae”
“kenapa tidak bilang? Kita kembali ke apartemen
saja. Kau benar-benar tidak aman jika berada diluar.” Yeoja itu hanya
mengangguk.
Taemin
menghentikan sebuah taxi dan merekapun masuk. Ditengah perjalan tiba-tiba taxi
itu berhenti.
“waeyo ajjushi?”tanya taemi.
“mianhae. Sepertinya bannya memasuki lubang”
“ah. Kalau begitu biar aku dorong”taemin keluar dari
taxi kemudian dia mendorong taxi itu.
Namun
setelah berhasil taxi itu malah berlalu begitu saja. Sekuat tenaga taemin
berlari mengejar taxi itu.
“jaeGyong”teriak taemin berkali-kali dan terus
berlari.
Begitu
juga dengan jaeGyong yang terus memanggil taemin dari kaca belakang taxi itu.
Tapi apadaya taxi itu terus melaju.
***
“dimana oppamu?”suara lantang itu mengagetkan
jaeGyong yang duduk disatu kursi disebuah ruangan yang mengerikan dan gelap dengan
kaki dan tangannya yang diikat dan mulutnya disumpal dengan saputangan. Dengan
beberapa titik darah yang keluar dari bagian-bagian tubuhnya.
Namja itu membukakan sumpalan dimulut jaeGyong.
“katakan dimana oppamu?”ulang namja itu sembari
menarik rambut panjang terurai jaeGyong.
“aya”rintih jaeGyong.
“molla. Aku tidak pernah bertemu dengannya”.
”jangan bohong”namja itu memperkuat tarikannya
membuat jaeGyong terus merintih kesakitan.
“dimana
appaku?”tanya jaeGyong berharap.
“dia sudah tidak ada disini. Kau mau ikut
dengannya?”namja itu terus tersenyum licik.
“kau bohong. Kau jahat. Dasar bajingan”teriak
jaeGyong yang melupakan rasa sakit di seluruh tubuhnya.
Namja itu terus menarik rambut jaeGyong.
“kalau kau mau selamat, tinggal katakan saja dimana
oppamu”namja itu melepaskan tarikannya, dan jemarinya menuju wajah jaeGyong.
Membuat
jaeGyong merasa geli dan menjauhkan wajahnya. Namja itu menarik dagu jaeGyong
membuat jaeGyong menatapnya.
jaeGyongpun
menatap namja itu, dengan tatapan penuh kebencian.
“kau sangat berani Jeong jaeGyong. Tidak seperti
oppamu yang sangat pengecut”
“asal kau tau, kaulah yang pengecut. Menyelesaikan
masalah seperti ini”
“kau tidak tau”namja itu mulai berteriak
“adikku bunuh diri setelah itu. Adik yang sangat aku
sanyangin. Dia sempat gila karena ucapan dari oppamu itu”jaeGyong terbelalak.
“tapi bukan seperti ini menyelesaikannya?”
“bukan seperti ini? nyawa dibalas dengan nyawa”
“apa kau akan melakukannya padaku dan oppaku? Kau
sudah melakukannya pada appaku apa kau kurang puas dengan itu?”jaeGyong kembali
melantangkan suaranya.
Namja
menberikan isyarat kepada anak buahnya agar menyumpal mulut jaeGyong lagi.
Mereka meninggalkan jaeGyong sendiri.
***
Seorang namja memasuki ruangan dimana jaeGyong
disekap.
“Taemin-ahh”batin jaeGyong dengan matanya yang
membulat karena kaget.
“sutth”taemin mengendap dengan jari telunjuknya
ditaruh didepan bibirnya. Taemin membuka kain yang menyumpal mulut jaeGyong.
“apa yang kau lakukan”lirih jaeGyong dengan nada
yang rendah, sementara Taemin hanya terus berusaha membukakan ikatan pada
tangan dan kaki jaeGyong.
“ini sangat bahaya taemin”lirih jaeGyong lagi.
“kajja aku bantu”ucap taemin setelah berhasil
melepaskan ikatan jaeGyong. Taemin membantu jaeGyong berdiri dran membuatnya
berjalan.
“ouw, ternyata ada pahlawan kesiangan(?)
disini”suara namja dari depan mereka mengejutkan mereka.
“pergilah dari sini”ucap taemin melepaskan
pegangannya pada jaeGyong.
“aniya. Aku akan tetap disini”jaeGyong menggeleng.
“aish kau ini”tiba-tiba ada seorang yang ingin
memukul taemin, namun berhasil dihindari.
Beberapa
dari mereka maju menghajar taemin, satu persatu berhasil taemin jatuhkan.
Walaupun ia sempat terkena beberapa serangan yang membuat bagian tubuhnya
berdarah. Dari belakang taemin ada seseorang yang membawa balok yang bermaksud
untuk memukul taemin.
“Buuuukkkk”taemin terbelalak. Ia membalikkan
tubuhnya melihat jaeGyong. Taemin menahan tubuh jaeGyong yang terjatuh.
“taemin-ahh saranghaeyo. Mianhae”lirih jaeGyong yang
menahan rasa sakit di belakangnya.
“aniya jaeGyong-ahh. Ireona. Kau tidak boleh meninggalkanku.
Ireona”tangis taemin seraya mengguncangkan tubuh jaeGyong.
“jaeGyong-ahh apakah ini yang kau maksud? Ireona.
Jangan bercanda”tangis taemin terpecah.
Taemin
perlahan mendekatkan wajahnya kewajah jaeGyong. Bibirya menyentuh bibir
jaeGyong.
Pelahan
ia melumat bibir jaeGyong dengan lembut, walaupun jaeGyong sama sekali tidak
membalas. Air mata taeminpun terjatuh diwajah
~o0o~
“tulang
rusuk belakang patah akibat pukulan yang sangat keras. Kami tidak bisa membatu
lebih. Jaesong-nida” kata – kata dokter ini selalu terbayang dibenak namja yang
telah kehilangan yeoja ini.
Terlihat seorang namja memakai jas hitam dan melihat
pantulan dirinya sendiri dicermin.
#taeminPOV
Aku
melihat sekeliling apartemenku. Melihat isinya. Dan tampak ada yang kurang.
Aku
melihat berbagai fotoku dan jae gyong yang kami pajang. Dan terhenti disalah
satu foto
(flashback on
Chagi-ahh, aku boleh minta sesuatu”ucapku.
“Mwoya?”aku menunjuk pipiku sebagai pertanda aku
ingin ia menciumku.
Iya
tersenyum menandakan setuju. Iya mendekatkan bibirnya pada pipiku. Dan setelah
sangat dekat aku menolehkan wajahku dan klik suara kamera diponselku. Iya
mencium bibirku. Iya hanya tersenyum malu, karena apa yang aku perbuat
Flashback
off)
Aku
selalu tertawa kecil mengingat itu. Aku melangkahkan kakiku kemeja kecil dimana
aku menemukan surat itu, yah lebih tepatnya aku mengambilnya dan melihat fotoku
bersama eommaku. Yang dibingkainya terdapat pita kecil berwarna biru.
“liatlah chagi-ahh, bahkan barang-barang dirumah ini
sangat merindukanmu. Mereka tidak menginginkan kau pergi. Tega sekali kau
meninggalkan mereka seperti itu”
***
Sebuah pemakaman yang lumayan luas. Aku meletakkan
bunga disalah satu tempat pemakaman itu.
“Chagi apa aku bahagia disana? Aku yakin iya. Iya,
sekarang aku sudah menangkapnya. Soal surat itu, aku menemukannya sebelum kita
berangkat kekampus. Menulis suratpun masih bisa berkata jujur. Aku juga sudah
menghubungi oppamu. Dia sangat tampan. Dengan senang hati, aku akan tinggal
bersamanya. Bagaimana kau bilang, kau baik-baik saja, eoh? Iya, aku tau kau
sangat bahagia denganku. Tentu saja aku sangat marah. Kau tidak mungkin dapat
aku lupakan, ingat itu. Masalah yeoja lain, aku akan mengusahakannya. Tapi
untuk sekarang ini, aku rasa belum saatnya. Tapi aku janji ketika aku
mendapatkannya. Aku akan menjaganya. Bukan seperti ini perpisahan yang
seharusnya. Hanya meninggalkan surat dan pergi begitu saja.”ucapku layaknya
sedang ngobrol dengannya.
“Kau lihat ini”aku mengeluarkan sebuah kotak dan membukanya
“ini cincin. Ini untuk hadiah ulang tahunmu. Tapi
kau malah meminta pelukan dariku. Karena itu aku berniat untuk memberikan pada
waktu yang tepat. Tapi aku rasa waktu yang tepat itu sudah tidak ada.”air mataku
terjatuh
“apa-apaan ini”aku menghapus air mataku
“kau lihatkan aku menangis. Aku mohon hapuslah air
mataku ini”
“sudahlah jangan menangis lagi”seorang namja
memegang bahuku.
“hyung”ucapku menghapus air mataku.
“aku yakin dia sangat sedih melihatmu seperti ini
terus”
“ne hyung”
“jaeGyong-ahh, oppa datang. Apa kau tidak mau
memeluk oppamu ini? kau tidak merindukan oppa? Bahkan, dalam suratpun kau tidak
mengatakan itu pada oppa. Hanya memujiku seperti itu. Mianhae, karena oppa kau
jadi seperti ini. Oppa memang jahat. Oppa bahkan sudah memisahkan kau dengan
namja yang sangat kau cintai. Oppa sangat merindukanmu”oppa jaeGyong yang
awalnya tertawa kecil perlahan aku melihat air matanya terjatuh.
“hey yeoja babo. Kau lihat, kau membuat oppamu ini
menangis”oppa jaeGyong tersenyum kecil mendengar celotehanku. Kami berdiri dari
tempat itu dan beranjak pergi meninggalkan pemakaman.
“Annyeong
Taemin oppa ^^
Itukan
yang ingin selalu kau dengar dariku.
Oppa
mungkin kau sudah menyadarinyakan? Yah, sepertinya aku kan pergi darimu.
Bisakah kau menghubungi oppaku memberitahu kalau aku baik-baik saja dan sangat
bahagia bersamamu. Ini nomornya xxxxxxxxxx.
Dia
tampankan? Bisakan dia tinggal bersamamu?
Oppa
mungkin surat ini surat terakhirku. Mianhae, aku tidak bisa bersamamu terus.
Oppa pasti bertanya siapa mereka? Kenapa
mereka mengejarku? Jika kau sudah menghubungi oppaku, pasti dia sudah
menjelaskanya.
Yah,
mereka mengincar oppaku. Dulu ada yeoja seumuran denganku sangat menyukai
oppaku. Tapi sayang oppaku sudah mempunyai yeoja, dan oppaku menganggapnya
sebagai adiknya saja. Sama sepertiku.
Oppa
dari yeoja itulah yang mencari oppaku. Dia sangat marah dan sangat tidak
terima. Dia akan mengusahakan apapun, sampai dia menemukan oppaku.
Tapi
sekarang aku yakin, oppa pasti sudah menangkapnyakan? Oppa pasti sangat
marahkan? Mianhae. Aku memang salah. Aku tidak tau bagaimana harus mengucapkan
selamat tinggal pada oppa.
Jebbal
oppa, berbahagialah untukku. Temukan yeoja yang sangat mencintaimu. Jujur saja
aku cemburu oppa menulis ini. Yang terpenting oppa jangan pernah terpuruk
dengan kejadian ini. Tetaplah tersenyum. Kau terlihat lebih tampan ketika
tersenyum. Jika kau terus bersedih aku akan merasa sangat bersalah oppa.
Ingat
kata-kataku carilah yeoja yang benar- benar mencintaimu. Jangan sakiti dia.
Jagalah dia demi aku.
Oppa,
aku menangis menulis ini.
Gomawo
oppa atas apa yang kau berikan selama ini padaku. Dari awal bertemu sampai
akhirnya kita seperti ini. Hajiman mianhae oppa. Aku tidak bisa menepati
kata-katamu waktu itu. Aku tidak bisa selalu berada disisimu. Inilah kehidupan
oppa. Berjanjilah padaku kau akan berbahagia disaat kau belum mengenalku dulu.
Tapi bisakan kau tidak melupakanku?. Walaupun disampingmu sudah ada yeoja
lain?^^.
Nan
jeongmal saranghaeyo oppa.
Sampai
bertemu dilain kesempatan oppa.
SARANGHAEYO
----- END -----
Terima kasih telah membaca ^-^
Ayo Ayo gimana tanggapan kalian tentang FF In yang ini? hehe
In harap kalian memberikan komentar baik positip maupun negatip -3-
Jangn jadi silent readers juseyoooo ^-^
Cari post serupa di menubar "Fanfiction" atau bisa memilih di widget kategori dengan pilihan "Fanfiction"
Atau kalian bisa bisa mencari hal lainnya di kotak "search"
Silahkan tinggalkan komentar atau pesan dikotak komentar ataupun kotak chat ^-^
Comments
Post a Comment